Get Away (2024) : Liburan Keluarga Berujung Plot Twist
Hei guys, baru malam minggu kemarin aku nonton film yang satu ini. Buat kalian yang suka film bergenre gak wajar seperti gore/thriller tapi butuh asupan sedikit komedi di dalamnya, film Get Away mungkin bisa menjadi salah satu pilihan. Yah, walaupun gak menjamin komedi-komedi banget yaa, tapi serius deh, pembunuhnya gak tampak menyeramkan. Definisi manusia lebih menakutkan daripada setan. Dijamin, kalian akan kaget kalau nontonnya sembari ngantuk-ngantuk kayak aku semalam, padahal premis semacam itu udah biasa.
Get Away (2024) menceritakan perjalanan liburan sebuah keluarga dari Inggris yang terdiri dari 4 orang, ayah bernama Richard, ibu bernama Susan, dan dua anaknya (laki-laki bernama Sam dan perempuan bernama Jessie) ke sebuah pulau terpencil bernama Svalta di Swedia. Ayah dan ibu tampak sangat excited dengan liburan mereka ini karena ingin menonton festival Karantan di mana terdapat pertunjukkan teater yang berlangsung hingga 8 jam. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan kedua anaknya yang lebih banyak "prengat-prengut" (hehehe). Ketika mereka berhenti di sebuah kedai makan di pinggir dermaga, pemilik kedai memperingatkan mereka agar tak pergi ke pulau itu di saat festival Karantan berlangsung. Tentu itu menjadi sebuah pertanda buruk. Namun, keluarga tersebut tetap memilih untuk pergi karena sudah reservasi losmen di pulau tersebut. Saat mereka naik kapal feri, orang-orang di dalamnya menatap mereka dengan tatapan tajam seolah tidak suka dengan kehadiran mereka berempat.
Sesampainya di pulau, mereka disambut oleh segerombolan penduduk lokal yang dipimpin oleh seorang nenek tua bernama Klara, semacam kepala suku bagi penduduk Pulau Svalta. Mereka pun menatap sinis keluarga Richard Smith. Klara pun memperingatkan mereka agar pergi dari pulau itu. Namun, pemilik losmen bernama Matt Larsson datang dan memberitahu Klara bahwa keluarga itu adalah tamunya. Pada akhirnya, Klara hanya memperingatkan keluarga itu bahwa liburan mereka di sini pasti tidak akan lama.
Usut punya usut, ada sejarah kelam di Pulau Svalta yang melibatkan orang Inggris dan penduduk lokal di sana. Zaman dahulu, nenek moyang mereka berseteru dengan orang Inggris karena adanya eksploitasi dari orang Inggris di pulau itu saat wabah yang akhirnya mengakibatkan kelaparan bagi penduduk lokal. Keterbatasan itu akhirnya menjadikan mereka seorang kanibal. Nah, kedatangan keluarga Smith di pulau tersebut membuat warga lokal memutuskan untuk menjadikan mereka berempat sebagai persembahan dalam festival Karantan.
Buat kalian yang penasaran bagaimana kelanjutannya, bisa banget tonton filmnya di sini :
Jujur aku suka film ini meskipun rating IMDb-nya hanya 5,3. Ada perlawanan dari keluarga Smith yang menarik walaupun lebih berkesan kasian ke penduduk Pulau Svalta. Selain itu, ada sensasi absurd juga yang terjadi di film ini yang mungkin membuat ratingnya tidak tinggi. Overall, premis yang sederhana tetap membuat film ini layak untuk disimak.
Oke guys, sekian dariku. Terima kasih sudah mampir dan membaca yaa...
Salam Dilemmaphobia :)
0 comments