The Strangers : Chapter 1 (2024) - Tak Seburuk Review Kebanyakan

Setelah drama yang cukup panjang menantikan waktu untuk menonton film ini, akhirnya aku berhasil menontonnya sampai ke credit scene. The Strangers : Chapter 1, sebuah film baru yang sampai saat tulisan ini diupload masih nangkring di bioskop. Tanpa basa-basi lagi, aku mau bilang kalau film ini tidak begitu buruk seperti review orang-orang kebanyakan. Setidaknya film ini masih bisa dinikmati walaupun berjalan begitu lambat dan bikin gregetan karena daya juang kedua tokohnya yang gampang banget ketangkep. Tapi, kembali lagi pada hakikat dari cerita sebuah film, kalau berjalan sesuai dengan kemauan kita, konflik yang muncul tidak akan menghibur dan variatif. Di samping itu, film ini juga masih ada kelanjutannya, maka gak heran kalau sangat nanggung. Semoga saja chapter 2 lebih cepat tayang dan sebuah pembalasan dendam lebih kejam dapat dimunculkan dalam filmnya seperti film-film lain yang serupa.

source : Pinterest

Oiya, seperti biasa banget kalau menonton film dengan villain bertopeng seperti ini pasti sangat penasaran siapa orang di balik topeng tersebut. Apalagi, di film The Stranger: Chapter 1 ini ada 3 orang bertopeng, dan pasti kita yang menonton mulai menebak-nebak siapakah gerangan. Pasalnya, di kota terpencil, Venus, Oregon yang diceritakan itu terdapat beberapa warga setempat yang mencurigakan. Ekspresinya sama sekali tidak menampakkan wajah sumringah. Yaaahhh, namanya juga film misteri. Kalau menurut pendapat kalian, kira-kira siapa hayo????

Aku mau menebak aja sih, tapi kalau besok chapter 2 udah tayang dan ternyata tebakanku salah, mohon maaf banget. Aku mau mencoba membuat sedikit teori konspirasi. Kalau menurutku, orang bertopeng itu adalah orang-orang yang tergabung dalam sebuah sekte. Di film dimunculkan 2 orang anak kecil yang membawa sepeda lalu menghampiri Ryan dan Maya. Mereka memberikan sebuah flyer yang terlihat seperti sebuah ajakan untuk masuk ke dalam sebuah ajaran tertentu. Tidak hanya berhenti di situ, saat Ryan keluar untuk mengambil inhaler dan membelikan burger Maya, penjual burger juga mencoba memberikan flyer yang sama kepada Ryan namun ditolak. Nah, karena tidak mendapatkan respon yang baik dari Ryan dan Maya saat mereka diberi flyer tersebut, maka eksekutor dari sekte itu membidik mereka untuk dilenyapkan. 

Bisa jadi juga, warga setempat tahu akan adanya sekte tersebut namun tidak mau mendapatkan masalah seperti orang-orang pendatang yang tidak mau join ke dalam sekte tersebut. Mereka memilih untuk bungkam daripada harus mati. Atau, warga setempat juga termasuk ke dalam sekte tersebut secara terpaksa. Makanya gak heran kalau raut wajah mereka begitu suram dan sangat misterius saat menyadari kedatangan Ryan dan Maya di kota itu. 

Oiya, waktu credit scene, di saat Maya ternyata masih hidup dan harus dirawat di rumah sakit, ada orang bertopeng juga di sana. Kalau menurut perkiraanku sih, mereka belum berhenti sampai korbannya benar-benar tiada. Ahh, bisa jadi pula kalau mereka memang harus membunuh sebagai bagian dari ritual dalam sekte. Makanya korban harus mati. Selain itu juga agar tidak ada berita tentang kasus pembunuhan yang terjadi di kota itu.

Wah, kalau kebanyakan membuat teori konspirasi gini jadi gak sabar buat nonton chapter 2-nya. Semoga bisa segera tayang dan gak perlu nunggu sampai tahun depan.

Oke deh, sekian saja review dariku. Jujur banget nih, filmnya gak begitu buruk kok. Aman dah, gak sesadis yang kubayangkan apalagi saat tulisan di awal film bilang kalau cerita dalam film ini merupakan salah satu contoh yang terbrutal dalam sejarah kejahatan di Amerika. Pokoknya, kalian hanya akan dibuat sedih aja karena Ryan dan Maya itu sweet banget, sampai mau mati aja Ryan akhirnya melamar Maya. Hehehe....

Terima kasih sudah mampir dan membaca.

Salam Dilemmaphobia :)


 

You Might Also Like

0 comments