Grup biasku akhirnya comeback lagi. Woiilah...sebenarnya udah ngeskip comeback mereka 2x atau bahkan lebih kayaknya buat ditulis di blog ini. Kebetulan banget comeback mereka ini menjadi salah satu original soundtrack untuk anime Fairy Tail 100 Years Quest. Fairy Tail sendiri jadi salah satu tontonan anime favoritku zaman kuliah dulu. Sooooo, udah pasti seantusias itu aku dengan comeback mereka satu ini, dan jadi mau meagendakan buat nonton anime terbaru Fairy Tail ini.
Pengeeeen banget rajin menulis di blog lagi, apalagi banyak banget unek-unek yang perlu dituangkan dalam tulisan. Sudah kurang lebih 3 bulan tak membuka blogku ternyata, padahal jumlah views terlihat cukup signifikan. Sekarang sih emang lagi sibuk mengurus administrasi untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, ditambah tuntutan pekerjaan yang masih banyak di belakang sana. Bulan ini harusnya sudah deadline, but I'm still haha-hehe... Jadi, karena bingung mau mengerjakan yang mana dulu, sejenak aku akan membahas satu trilogi film horor yang beberapa waktu lalu kutonton. Sebenarnya mau ku-keep untuk Halloween, tapi karena emang udah penasaran dari dulu jadi aku tontonlah triloginya Hell House LLC.
Tolong banget, aku akhir-akhir ini lagi kecanduan lagu Woke Up dari girl group asal Jepang yaitu XG. Setelah aku cari-cari di beberapa sumber, XG adalah singkatan dari Xtraordinary Girls, artinya gadis yang luar biasa. Mereka berasal dari agensi Jepang ALX, peranakan dari agensi besar AVEX Jepang. Beberapa hari yang lalu, mereka bertujuh datang ke Indonesia dan tampil dalam acara We The Fest di Jakarta. Penampilan mereka ini terbilang tidak pernah mengecewakan karena selalu tampil eksentrik dan harajuku style bangetlah pokoknya. Sungguh sebuah gebrakan baru yang berbeda dari girl group kebanyakan mengingat mereka saat ini sedang gencar melakukan promosi di Korea yang gudangnya girlband/boyband.
Aku baru saja menonton film horor dengan judul TAROT (2024). Konsep cerita film ini menarik sih menurutku, karena menghadirkan kutukan dari ramalan kartu tarot usang. Sekelompok pemuda yang awalnya hanya ingin bersenang-senang dengan bermain ramalan kartu tersebut, akhirnya harus menanggung akibatnya. Satu per satu dari mereka pun harus mati dengan cara yang sesuai dengan ramalan zodiak mereka. Plot seperti ini jadi mengingatkanku pada film franchise Final Destination atau film Countdown dan sejenisnya. Namun yang membedakan, mereka terbunuh oleh entitas yang sama rupanya dengan gambar yang ada di kartu tarot tersebut.
Waktu tahu Kak Nessie menerbitkan buku yang berjudul The Nerror Vault Conspiracy (Misteri-Misteri Dunia yang Dirahasiakan) ini, aku tertarik untuk langsung membelinya. Jelas karena aku juga jadi salah satu subscriber Kak Nessie di konten Nerrornya. Aku suka bagaimana Kak Nessie bercerita tentang segala hal yang berbau horor, kriminal, dan teori konspirasi. Maka sangat tidak afdol kalau tidak punya buku yang satu ini. Tapi, dari buku ini aku mau sedikit memberikan resensi. Berikut resensinya:
Liburan kali ini memang lagi aku puas-puasin buat nonton film atau series yang emang udah lama masuk watchlist tapi gak pernah bisa nonton dengan tenang. Kebetulan banget ada satu film yang waktu trailernya rilis menarik perhatianku yaitu The Watchers (2024). Film yang dibintangi oleh Dakota Fanning ini berhasil membuatku penasaran seperti apa sosok makhluk yang mengintai mereka di dalam hutan ketika malam dan mengapa bisa ada sebuah kandang dengan kaca satu arah di tengah hutan. Semua rasa penasaranku itu akhirnya terjawab dengan kesan yang biasa aja seakan mengiyakan bahwa rating yang muncul di IMDb dan Rotten Tomatoes benar adanya.
Setelah mengumpulkan mood yang super duper lama buat menyelesaikan satu series Netflix jebolan karya anak bangsa yang satu ini, tujuh episode akhirnya berhasil kutonton. Yah, walaupun di episode-episode awal aku kurang begitu serius menyimaknya karena sambil kerja ini dan itu. Tapi, buat penggemar karya-karya Bang Joko Anwar emang gak boleh melewatkan series yang satu ini. Dalam interview Kak Nessie Judge di kanal Youtubenya bersama Bang Joko Anwar, ia mengatakan bahwa series Netflix ini mengusung genre science supranatural pertama di Indonesia. Apalagi, series ini dipublikasikan di Netflix original. Udah kebayang gak sih gimana epic-nya series yang satu ini? Ditambah lagi masih menduduki peringat no.1 tontonan Netflix di Indonesia. Dengan kata lain, Nightmares dan Daydreams sangat digemari oleh warga +62.
Setelah sekian abad tak tersiar kabar akan comeback dengan lagu baru karena sibuk tour dan manggung di sana-sini, akhirnya Pale Waves membawa angin segar dengan album terbaru mereka yang bertajuk 'Smitten'. Album terbaru tersebut memiliki lagu utama yaitu Perfume yang beberapa waktu lalu baru saja dirilis. Band indie asal Inggris ini memang favorit banget sih, karena lagu-lagu mereka selalu asik buat disimak. Namun, buat kalian yang merasa hal-hal berbau pelangi sangat tabu, mending jauh-jauh dari aliran band yang satu ini karena mereka secara terang-terangan mendukung kaum pelangi. Aku pribadi kalau dalam sebuah lagu seperti ini tidak terganggu sih selama melodinya selalu sesuai selera.
Setelah drama yang cukup panjang menantikan waktu untuk menonton film ini, akhirnya aku berhasil menontonnya sampai ke credit scene. The Strangers : Chapter 1, sebuah film baru yang sampai saat tulisan ini diupload masih nangkring di bioskop. Tanpa basa-basi lagi, aku mau bilang kalau film ini tidak begitu buruk seperti review orang-orang kebanyakan. Setidaknya film ini masih bisa dinikmati walaupun berjalan begitu lambat dan bikin gregetan karena daya juang kedua tokohnya yang gampang banget ketangkep. Tapi, kembali lagi pada hakikat dari cerita sebuah film, kalau berjalan sesuai dengan kemauan kita, konflik yang muncul tidak akan menghibur dan variatif. Di samping itu, film ini juga masih ada kelanjutannya, maka gak heran kalau sangat nanggung. Semoga saja chapter 2 lebih cepat tayang dan sebuah pembalasan dendam lebih kejam dapat dimunculkan dalam filmnya seperti film-film lain yang serupa.
Setelah terakhir kali aku update band favoritku ini, mereka lagi gencar melakukan tour di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina. Seperti update di blogku ini juga yang terakhir kali membahas lagu mereka berjudul Have A Good Summer (Without Me), mereka saat itu memang banyak memainkan lagu terbaru tersebut dalam tour-nya. Setiap kali mereka comeback, selalu ada lagu utama yang memikat gendang telingaku sampai-sampai kuulang terus. Bulan Mei ini, mereka comeback dengan lagu terbaru yang berjudul When You Know Someone.
Akhirnya aku punya waktu untuk menulis sebuah rekomendasi tontonan bernuansa school romance ala Wattpad lagi, setelah cukup lama tak menulis di sini karena sibuk dengan tulisan di platform sebelah. Sedikit bercerita kalau aku niat menonton series ini karena ada salah satu siswaku yang meresensi series ini dalam tugas presentasinya. Series ini berjudul My Life with The Walter Boys tahun 2023 yang bisa kalian tonton di Netflix.
Aku sangat bersyukur dipertemukan film zombie yang satu ini. Bukan karena film ini mengalahkan seramnya film-film zombie dari Korea Selatan seperti Train to Busan atau All of Us are Dead yang harus berdarah-darah dan dikejar zombie brutal, tapi karena film ini lucu dan sangat menghibur. Memang sih, sejak popularitas zombie Korea melejit, zombie-zombie barat seakan tak punya harga diri lagi. Namun, tak ada salahnya kalau kalian menonton Scout Guide to Zombie Apocalypse ini.
Mumpung masih panas di social media dan memang baru saja kutonton karena saking penasarannya dengan film yang dibintangi oleh budhe Anne Hathaway dan aktor tampan yang masih segar dalam industri film Hollywood, Nicholas Galitzine, maka harus bangetlah dibahas di blog ini. Secara aku juga masih gadis normal yang suka nonton film romance, gak horor melulu. Apalagi film The Idea of You ini merupakan sebuah fan fiction dari kisah asmara Harry Styles dan sang kekasih yang terpaut usia sangat jauh dengannya. Jadi, siapa nih yang sama penasarannya dengan aku?
Setelah film ini direlease dan banyak para konten kreator film yang mulai membahasnya, aku punya ekspektasi yang tinggi bahwa Exhuma akan bercerita tentang proses pencabutan pasak-pasak besi yang ditanam oleh dukun Jepang tempo dulu di sepanjang garis perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara saat ini, dengan rintangan dikejar jenderal Jepang setinggi 2 meter yang ikonik di filmnya. Sesederhana itu aku memikirkan tentang jalan cerita film ini, sampai akhirnya aku menonton sendiri.
Ternyata aku udah sebulan tidak menulis di blog, dan ternyata bener aja dong rasanya hampa banget kayak gak punya teman buat curhat. Kebetulan hari ini udah kayak episode filler, jadi marilah menulis kembali di blog absurd ini. Sebulan tak menulis, sebulan itu juga aku melewatkan berbagi cerita kepada kalian tentang beberapa film yang bulan lalu kutonton. Nah, untuk mengawali postingan di bulan ini, aku merekomendasikan kepada kalian film asal Italia yang diangkat dari novel karangan Erin Doom yaitu The Tearsmith. Sebenarnya ada sih judul dalam bahasa Italianya, tapi karena ribet banget nulisnya jadi lihat di posternya aja deh, wkwkwkw.....
Bingung mau mulai dari mana, tapi ayolah cerita aja biar gak stres. Di umur yang semakin dewasa ini, banyak sekali tantangan yang harus aku hadapi. Salah satunya adalah tantangan menghadapi quarter life crisis. Beberapa orang menertawakan faseku ini, dan itulah yang semakin membuat menjadi dewasa tidak semudah membingkai angan-angan. Mereka hanya tahu apa yang terlihat, tapi tak mau tahu dan cukup memberikan dorongan mental saja tidak. Apa salah kalau aku lebih sering memuji pencapaian diri sendiri? Bisa beli mekdi tanpa minta ke orang tua, yang dulu sangat sulit diberikan karena mahal. Mungkin itulah pencapaian yang bisa kubanggakan sampai detik ini. Konyol memang.
Gabut dan bingung pilih-pilih film di Netflix, akhirnya aku menemukan satu film yang pas ditonton saat hujan. Bukan tentang bagus atau tidaknya film ini, tapi entah kenapa ambience yang ditawarkan sangat pas buatku. Buat yang nonton Twilight, tahu kan bagaimana kota Fox digambarkan sebagai kota penghujan di Amerika? Nah, begitulah kira-kira film Viking Wolf ini di mataku, lebih tepatnya saat scene yang menampilkan suasana hutan. Keasrian alam Norwegia dapat membuatku nyaman menonton film ini di kala hujan, walaupun harus dibumbui adegan berdarah-darah yang cukup gila.
Halo semua, berhubung hari ini sekolah diliburkan karena banjir, dan aku pun sudah upload nilai, aku akan sedikit membahas film terbaru dari Netflix yang aku tonton saat libur Nyepi yang lalu. Ada yang tahu film Damsel? Yak...itulah film terbaru Netflix yang dibintangi oleh Millie Bobby Brown, aktris kesayangan Netflix. Buat penggemar Stranger Things dan Enola Holmes pasti tak asing dengan aktris muda tersebut. Film Damsel ini pertama kali tayang di Netflix tanggal 8 Maret 2024, jadi masih terbilang film baru di Netflix yang wajib kalian tonton.
Asli dah aku bingung mau membuat postingan tentang apa dulu, soalnya udah cukup lama ternyata tidak menulis di blog ini. Nah, karena beberapa waktu yang lalu aku baru saja merampungkan satu season dari series terbaru Netflix, maka ini dululah yang akan aku bahas dikit di sini. Kebetulan series ini dari negeri Sakura, dan aku suka banget sama main rolenya. Yak, ini dia House of Ninja yang dibintangi oleh Kento Kaku.
Halo semuanya, setelah Januari yang lama, dan Februari yang banyak drama, aku mau sharing sebuah monolog yang aku tulis berdasarkan keresahan atau yang lebih tepatnya rasa lelah yang sudah sampai ujung (walaupun gak ujung banget), tapi emang inilah waktunya untukku istirahat terlebih dahulu. Selamat membaca :)
Sebelum gaya musik hits Indonesia dipengaruhi oleh lagu-lagu bernuansa sobat ambyar yang digawangi Didi Kempot, Happy Asmara, atau Deny Caknan, ingatkah kalian kalau ada sebuah masa di mana musisi-musisi yang jarang bergaung namanya di telinga masyarakat pernah menguasai pasar musik Indonesia dengan gaya indie dan sederet kata senja atau kopi dalam liriknya? Apakah di antara kita masih ada yang mendengarkan lagu-lagu indie? Pastinya iya, apalagi sekarang musisi-musisi tersebut ada yang sudah populer namanya. Sebut saja seperti Hindia, Payung Teduh, Fiersa Besari, Fourtwnty dan masih banyak lagi.
Oke, minna-san...Hari ini aku mau mengenalkan kepada kalian sub unit Exile Tribe yang beberapa waktu lalu, cukup lama sebenarnya sih tapi baru saja aku niat hari ini untuk membuat postingan, yang akhirnya debut dan sekarang memiliki sejumlah hits. Aku akhirnya menulis tentang mereka dalam postingan ini ya karena kemarin baru saja niat untuk mendengarkan lagu terbaru dari Lil League yang berjudul "Higher". Ternyata lagu mereka asik dan catchy banget untuk didengarkan, dan sempat beberapa kali muncul iklan lagunya di Instagram.
Berhubung akhir-akhir ini aku sangat excited nonton Monsterverse, of course karena bulan Maret tahun ini nanti akan ada GodzillaxKong: The New Empire, maka aku harus nonton film-film pendahulunya dulu untuk merefresh ingatan. Lalu, dari sekian banyak film Monsterverse yang udah ada, aku belum menonton series Monarch: Legacy of Monster yang baru masuk musim pertama ini. Soooo, tanpa berlama-lama, kuikutilah series ini sampai ke episode terbaru dan terakhir di musim pertama, episode 10.
Berhubung judul filmnya aja udah panjang, maka aku kasih judul postingan ini di sini aja.
CINTA DI KALA SENJA MENYINGSING
Nah, judul dalam bahasa Inggrisnya yaitu When the Dawn Breaks, I'll Be The First to See You, You Made My Dawn. Lah...panjang juga....wkwkwkw....Bahkan menurutku, judul film ini lebih panjang daripada film Anikoma yang dibintangi Katayose Ryota dan Tao Tsuchiya dulu. Tapi oh tetapi, kalau membahas film bertema school romance Jepang, aku udah bilang berkali-kali kalau premis di setiap filmnya pasti hampir sama.
Halo semuanya, berhubung kemarin naskah di bawah telah berhasil dipentaskan untuk memeriahkan acara natal, hari ini kubagikan kepada kalian agar bisa menjadi inspirasi untuk membuat sebuah drama natal. Cerita dalam drama di bawah ini sangat sederhana namun premisnya sangat mudah untuk diterima. Diangkat dari kisah hidup yang sering terjadi di sekitar kita ketika menjelang perayaan Natal. Pasti di antara kita ada yang pernah mengalami hal dalam naskah drama berikut. Meskipun tidak sama persis, tapi pastilah kita seringkali ingin tampil yang luar biasa dalam perayaan apapun. Bersyukur dan tampil apa adanya memang tergolong berat untuk dilakukan, mengingat tuntuan sekitar yang tidak kira-kira. Namun, bisakah kita melewatinya? Selamat membaca naskah drama sederhana dariku.
Selamat membaca :)
Salam Dilemmaphobia
Pokoknya kalau ada Takumi Kitamura, aku harus nonton dan memberikan review singkat mengenai pengalaman menonton series Netflix ini. YuYu Hakusho adalah series Netflix dari Jepang yang rilis di bulan Desember 2023 kemarin dengan memberikan 5 episode saja di dalamnya. Series yang digawangi oleh Takumi Kitamura, Jun Shison, Kanata Hongo, dan Shuhei Uesugi ini telah mendapatkan respon yang baik untuk para pecinta anime Jepang. Tentu saja karena series ini diadaptasi langsung dari manga/anime dengan judul yang sama.
Hola semuanya, btw Happy New Year 2024 yaa....
Selamat datang kembali di blogku, dan ini adalah postingan pertama di tahun baru 2024. Aku mau membahas sebuah film yang sebenarnya udah rilis di waktu Halloween tapi seperti biasa yaa...saya kan sibuk banget orangnya (wkwkwkw), baru bisa kubahas tahun ini. FYI, aku baru saja menontonnya....Film ini memang sudah cukup lama kunanti karena aura teror thriller psikopat bertopeng yang mirip-miriplah dengan film-film pendahulu, seperti Scream atau Halloween. Namun, yang membedakan adalah plot film ini terjadi saat perayaan Thanksgiving. Thanksgiving sendiri merupakan sebuah budaya di Amerika di mana setiap orang merayakannya dengan makan-makan bersama keluarga sebagai bentuk rasa syukur mereka. Biasanya yang tersaji di atas meja makan adalah seekor kalkun yang dipanggang sedemikian rupa. Maka tak heran, maskot untuk perayaan Thanksgiving selalu identik dengan kalkun.