Memandang yang Bukan Sebenarnya

Agaknya memandang luaran dalam diri seseorang memanglah hal yang utama, karena hal tersebut merupakan yang pertama kali dilihat seseorang. Aku pribadi mengelompokkan hal yang pertama kali dilihat orang itu ke dalam 2 bagian. Bagian pertama tentang fisik dan bagian kedua tentang karakter yang tampak. Aku mencoba memaklumi pandangan orang dilihat dari fisik maupun karakter tersebut awalnya, kemudian berubah menjadi jengkel karena selalu dibahas, hingga yang terakhir menjadi puncak komedinya. Aku menertawakan orang-orang yang seperti itu.

source: Pinterest

Pasti kalian akan mengganggap bahwa aku adalah orang yang baperan. Hehehe...iya memang. Kadar toleransiku dalam situasi yang demikian memang sedikit berbeda dari kalian. Aku harus mengalami 3 tahap tersebut terlebih dahulu untuk menjadi tidak baperan seperti kalian. Maksudku, jika terus terulang yang bahkan dengan sengaja, salahkah kalau aku mengatakan hal itu sangat keterlaluan?

Nah, kalau dari segi fisik yang disinggung, aku tahu tidak sebaik yang lain. Aku juga punya kekurangan. Kadang aku merasa kesal, aku sendiri sudah bisa menerima diriku, tapi kenapa orang lain justru sangat berisik yang ini dan itu. Memang lucu. Kalau dari segi karakter yang dilihat, aku akui memang seorang yang cerewet dan menyebalkan. Tapi itulah caraku berteman akrab dengan orang-orang. Maaf kalau mungkin sangat mengganggu.

Aku sangat tidak habis pikir bagaimana orang bisa menjudge seseorang tidak bisa ini dan itu karena karakter yang kupunya dalam diri ini. Makanya aku sering tidak mengkomunikasikan sesuatu pada semua orang dalam suatu karya, karena tidak semuanya akan memahami apa yang telah kukerjakan. Bahkan tidak dalam karya pun, dalam kegiatan sehari-hari juga diremehkan. Padahal sebenarnya, aku tidak seperti yang mereka pikirkan.

Tapi....ya sudahlah....

Menjadi dewasa ini memang akan membawa pada masalah yang lebih kompleks dari saat kita masih kecil atau remaja. Aku hanya berharap ke depannya orang berhenti memandang sebelah mata seseorang hanya dari tampilan luarnya. Apalagi, kita semua telah dewasa baik secara fisik maupun pikiran. Maka lebih baik kalau kita semua menjadi orang yang open minded dan bijak dalam melakukan filtrasi terhadap hal yang baik atau buruk untuk dilakukan, beserta dengan dampak yang dihasilkannya kepada orang lain dan sekitar.

Sekian saja dariku. 

Salam Dilemmaphobia.

You Might Also Like

0 comments