A Week of Tired

Sebenarnya saat postingan ini ditulis, aku sedang dalam fase terjenuh dengan pekerjaan. Ada beberapa pekerjaan yang saat ini menanti dalam deadline yang berurutan dan semuanya bukan sesuatu yang dapat dikerjakan dalam sehari saja. Please welcome....A week of tired.

Aku sangat mengerti, namanya orang bekerja pasti ada rasa jenuh dibombardir pekerjaan. Aku juga paham bahwa semuanya itu menjadi tanggung jawabku dalam bekerja. Sudah kupikirkan dan kurencanakan kok untuk kuselesaikan...hanya saja...aku butuh istirahat sebelum melanjutkannya.

Salahkah jika malam ini aku justru menghabiskan waktuku untuk menulis di blog ini, ketimbang melanjutkan pekerjaanku? Terlebih ini memang jam untuk istirahatku, atau minimal untuk aktualisasi diri seperti menulis di blog ini. Sementara besok akan ada pertemuan kembali untuk membahas progress pekerjaan ini selanjutnya. 

source: Pinterest

Baiklah, aku memang salah jika mengabaikan pekerjaan lagi padahal besok sudah terkena deadline. Tapi, hal itu harusnya bisa kuselesaikan jika tidak terlalu banyak tugas menumpuk di jobdeskku. Mungkin statement ini menjadi sebuah pembelaanku atas segalanya yang terjadi, tapi jujur aku lelah dan ingin rehat sejenak.

Kalian harus tahu, saat jam kerja pun aku disibukkan dengan pekerjaan utama yang tidak boleh diabaikan begitu saja, karena tanggung jawabnya lebih besar ketimbang semua tugas-tugas yang sedang menunggu ajalnya. Waktunya juga sangat padat. Terkadang di waktu yang kupikir awalnya akan senggang, justru dipakai untuk hal-hal yang sifatnya mendadak disko. Tentu saja itu mengganggu planning awal untuk menyelesaikan tugas yang sedari lama sudah dihibahkan.

Satu-satunya waktu yang tepat untuk melanjutkannya memang di jam pulang alias lembur. Ragaku memang pulang ke kos, tapi pikiranku tetap pada tugas-tugas itu. Tak apa sebenarnya jika esoknya libur atau minimal berangkat siang. Hahaha...tapi waktu kerjaku tidak begitu saudara-saudara....

Sudahkah kalian ikut berenang di lautan fakta sampai sini?

Tentu aku nantinya akan menyelesaikan tugas itu, jelas karena mereka adalah tanggung jawabku. Waktu istirahatku pun juga penting, demi kesehatan jiwa dan raga. Maka akhirnya aku memutuskan untuk tetap pada porsi yang sesuai untuk keduanya. 

Aku tak ingin nantinya kalian yang membaca tulisan ini menjadi beranggapan bahwa aku adalah pribadi yang malas. Tapi, kalau pun itu terjadi, aku tidak apa-apa. Aku sendiri yang tahu kapan aku harus menuntaskan pekerjaan itu dan mengabaikannya sejenak untuk istirahat.

Terima kasih sudah membaca keluh kesahku, saatnya untuk tidur karena besok pagi masih harus berjibaku kembali.

Salam hangat, Dilemmaphobia :)


You Might Also Like

0 comments