DILEMMAPHOBIA - Prolog

          Begitu rapi kutata hidupku di masa depan. Penuh cinta dan ambisi yang sering membuat kedua orang tuaku menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku suka sekali menulis cerita bodoh dalam diaryku. Aku juga suka mengambil foto dengan kamera pocket milik ibuku yang seorang pemilik kedai ramen. Dulu, dia bercita-cita ingin menjadi fotografer. Namun, harapan tak selalu jadi kenyataan. Kami harus menerima kenyataan pahit bahwa membuka kedai ramen di rumah adalah jalan terbaik untuk terus menyambung hidup.



Ayahku sangat pandai memasak. Dia dulu ingin jadi chef handal bintang lima. Dia tahu betul aku menyukai omurice buatannya. Sangat enak! Akan tetapi, kenangan omurice itu membuatku selalu membencinya. Ayahku berubah menjadi orang yang jahat. Tak ada lagi kenangan indah bersamanya semenjak ia menjadi seorang yang egois.

Lalu, keegosian ayah membawaku pada lingkungan para yakuza. Penuh kekerasan dan kematian. Tempat yang dari dulu selalu kuhindari, hingga aku mengenal siapa pemimpin kelompok Kitamura yang terkenal itu, terkenal kejam dan bengis, dan pewarisnya yang semakin hari semakin membuatku harus mengalami ‘dilemmaphobia’.

 

 

You Might Also Like

0 comments